Selama WFH ini, saya
sudah hampir 4 bulan di rumah. Mengerjakan semuanya di rumah, mulai dari urusan
pekerjaan hingga perkuliahan. Tapi untuk urusan shalat, saya masih mengerjakan
shalat berjamaah. Ada hal unik disini. Saya selalu berangkat shalat jumat
sebelum ceramah dimulai. Biasanya adzan berkumandang saya sudah siap untuk ke
masjid. Saya punya keponakan laki-laki di rumah. Umurnya sekitar 16 tahun
sekarang. Di sekolah saya yakin sudah diajarkan bahwa jika datang ke masjid
setelah ceramah di mulai maka malaikat tidak akan mencatatnya sebagai pahala.
Hal unik terjadi ketika saya mengajak adik saya untuk shalat, dia berkata
'sebentar, masih jam segini'.
Pemikiran itu mulai
menggoyahkan saya. Bukan menggoyahkan iman, tapi rasa ingin tahu kenapa adik
saya berpikiran seperti itu. Hingga Prof Marsigit memberikan kuliah pertama
Filsafat tentang konsep dari Augute Comte. Auguste Comte meletakkan sisi
teologi di urutan paling bawah sebagai penyusun tatanan dunia. Menurutnya sisi
ketuhanan merupakan hal tidak rasional dan perlu ditanyakan keberadaannya. Hal
ini mungkin tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang masih percaya adanya hal
gaib.
Analisis saya tentang
adik saya adalah dia masih belum menemukan kegaiban itu sendiri. Tuhan itu ada,
tapi kita tidak bisa menginderanya karena keterbatasan kita sebagai manusia.
Adik saya masih belum menemukan manfaat ceramah jumat dengan inderanya. Jadi
hal gaib dan manfaat ceramah jumat hampir sama dalam konteks disini, sama-sama
tidak bisa dicerna dengan indera adik saya. Apakah manfaat ceramah jumat adalah
hal gaib? Bagi adik saya mungkin iya karena dia masih belum menemukan dirinya
sebagai manusia seutuhnya. Dia masih perlu untuk belajar dan menghargai waktu
sebaik mungkin mumpung masih muda.
Auguste Comte dengan
teorinya mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan menjadi landasan tatanan dunia
ini sangat dapat dikaitkan dengan keadaan adik saya yang datang ke masjid
setelah ceramah karena dia tidak tau manfaat dari ceramah itu. Adik saya
berpikir realistis bahwa dia tidak perlu menunggu di masjid hanya untuk duduk
dan mendengarkan apa yang tidak dipahaminya. Sehingga dia tanpa beban akan
meninggalkan hal yang menurutnya tidak berpengaruh terhadap dirinya. Namun,
adik saya tidak mencari lagi, mengapa dia harus pergi sholat jumat sebelum
ceramah? Auguste Comte juga mengajarkan paham empirisme bahwa semua perlu
dibuktikan dengan empiris melalui indera. Hal-hal yang tidak kita rasakan
memang sulit untuk dipikirkan kendati itu penting bagi kita. Berbagai macam
bentuk persepsi berbeda yang masuk melalui indera, tidak hanya diolah melalui
indera saja, tapi juga dengan intuisi. Apa yang harus saya lakukan, apa yang
harus adik saya lakukan. Hukum Newton itu penting, tapi lebih penting lagi,
mengapa kita harus belajar Hukum Newton. Ceramah jumat itu penting, tapi kenapa
kita harus mendengarkan ceramah jumat.
Sekian jika ada salah kata mohon dimaklumi.